Sabtu, 21 Februari 2015

Taubat


Allah Subhanahuwata’ala berfirman :” Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung”(QS: An-Nur: 31).Allah juga menjelaskan bahwa Dia mencintai orang-orang yang bertobat : “ Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan mencintai orang-orang yang bersuci”(QS: Al-Baqarah :225).

Taubat berarti kembali, yang mempunyai maksud agar kembali dari sesuatu yang dicela didalam syariat menuju sesuatu yang terpuji. Perinsip Ahlussunnah mengatakan : “Agar taubat diterima diharuskan memenuhi tiga syarat, yaitu 1. Menyesali atas pelanggaran-pelanggaran yang dibuat. 2. Meninggalkan jalan kesesatan pada saat melakukan taubat 3. Berketetapan hati untuk tidak mengulangi pelanggaran-pelanggaran serupa.Menurut Imam Al-Junaid ::Taubat memiliki tiga makna 1. Penyesalan 2. Tekad untuk meninggalkan apa-apa yang dilarang Allah 3. Berusaha memenuhi hak-hak orang-orang yang pernah dianiaya”.

Ibnu ‘Atha’ mengatakan :” Taubat ada dua macam yaitu Taubat Inabah dan Taubat Istijabah. Taubat Inabah adalah sikap taubat seorang hamba yang takut akan siksaan-Nya.Adapun Taubat Istijabah adalah bentuk taubat seorang hamba yang malu terhadap kemuliaan-Nya. Sekelompok ulama sufi pernah menjelaskan bahwa taubatnya para pendusta hanya terjadi dipermukaan mulutnya saja. Artinya , mereka melakukan taubat hanya sebatas mengucapkan istighfar, yaitu permohonan ampun kepada Allah.  Yahya bin Mu’adz berkata, “tergelincir satu kali setelah taubat lebih buruk dari pada istighfar tujuh puluh kali sebelum bertaubat”.

Abu Ali Ad-Daqaq berkata , “Taubat ada tiga bagian. 1. Taubat (kembali)merupakan sifat permulaan 2. Inabah (berulang-ulang kembali ) 3. Aubah (pulang) merupakan akhir perjalanan. Menurutnya, setiap orang yang bertaubat semata-mata disebabkan takut akan siksaan, maka dia tergolong orang yang bertaubat. Seseorang yang taubat dikarenakan mengharapkan pahala adalah pelaku taubat yang mencapai tingkatan Inabah. Sedangkan seseorang yang taubat yang dikarenakan oleh sikap hati-hati dan ketelitian hatinya, dan bukan karena mengharapkan pahala atau takut pada siksaan Allah, maka dia adalah pemilik Aubah.

Taubat adalah sifat orang-orang mukmin. Allah berfirman :” Dan taubatlah kalian semua kepada Allah , hai orang-orang yang beriman”(QS An-Nur: 31). Sedangkan Inabah  merupakan sifat para wali Allah atau  orang-orang yang dekat dengan Allah. Firman-Nya :” (yaitu) orang-orang yang takut kepada Tuhan Yang Maha Pemurah sedang Dia tidak kelihatan  (olehnya) dan dia datang  dengan hati yang taubat” (QS Qaf : 33). Adapun Aubah merupakan sifat para Nabi dan Rasul. Firman Allah :” Dialah Nabi Ayyub ‘alaihissalaam sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia amat taat (kepada tuhannya)” (QS Shad : 44).

2 komentar: